MAKALAH KIMIA DASAR
“KROMATOGRAFI KOLOM”
Dosen Pembimbing :
1. Ir. Hj. Ermina Syainah, MP
2. Siti Mas’odah, S.Pd, M.Gizi
(Dosen Jurusan Gizi Banjarmasin)
2. Siti Mas’odah, S.Pd, M.Gizi
(Dosen Jurusan Gizi Banjarmasin)
Disusun oleh Kelompok 10 :
1. Lia Krisia Enggelin
2. Nina Wigaty
3. Qammara Frilia M.
4. Rizky Aulia R.Y.
Jurusan DIII Gizi Tingkat 1 Semester 1
POLITEKNIK KESEHATAN
BANJARMASIN
JURUSAN GIZI
TAHUN 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai metode
kromatografi memberikan cara pemisahan paling kuat dilaboratorium kimia. Metode
kromatografi, karena pemanfaatannya yang leluasa, dipakai secara luas untuk
pemisahan analitik dan preparatif. Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada
tahap permulaan untuk semua cuplikan , dan kromatografi preparatif hanya
dilakukan jika diperlukan fraksi murni dari campuran. Pemisahan secara
kromatografi dilakukan dengan cara mengotak-atik langsung beberapa sifat fisika
umum dari molekul. Sifat utama yang terlibat ialah : (1) Kecenderungan molekul
untuk melarut dalam cairan (kelarutan), (2) Kecenderungan molekul untuk melekat
pada permukaan serbuk halus (adsorpsi, penjerapan), dan (3) Kecenderungan
molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan uap (keatsirian) . Pemisahan dan
pemurnian kandungan tumbuhan terutama dilakukan dengan menggunakan salah satu
dari empat teknik kromatografi atau gabungan teknik tersebut. Keempat teknik
kromatografi itu adalah : Kromatografi Kertas (KKt), Kromatografi Lapis Tipis
(KLT), Kromatografi Gas Cair (KGC) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan dan
keatsirian senyawa yang akan dipisah. KKt dapat digunakan terutama bagi
kandungan tumbuhan yang mudah larut dalam air (karbohidrat, asam amino dan
senyawa fenolat), KLT merupakan metode pilihan untuk pemisahan semua kandungan
yang larut lipid (lipid, steroid, karotenoid, kinon sederhana dan klorofil),
KGC penggunannya terutama untuk senyawa atsiri (asam lemak, mono- dan
seskuiterpen, hidrokarbon dan senyawa belerang), cara lain yaitu KCKT, dapat
memisahkan kandungan yang keatsiriannya kecil. KCKT adalah suatu metode yang
menggabungkan keefisienan kolom dan kecepatan analisis. Pada bagian selanjutnya akan dibahas mengenai
beberapa metode isolasi serta penggunaan kromatografi kolom baik kolom
konvensional maupun kolom vakum.
1.2 Tinjauan Pustaka
Kromatografi Kolom
Dalam kromatografi
partisi cair-cair, suatu pemisahan dipengaruhi oleh distribusi sampel antara
fase cair diam dan fase cair bergerak dengan membatasi kemampuan pencampuran.
Jika suatu zat terlarut dikocok dalam sistem dua pelarut yang tidak bercampur
atau saling melarutkan maka zat terlarut akan terdistribusi di antara kedua
fase (Khopkar, 2008, hal: 155).
Metode isolasi yang dapat digunakan untuk
senyawa yang terkandung dalam bahan alam adalah :
KLT preparatif
Kromatografi Kolom
KGC
KCKT
Kromatografi kolom
merupakan metode kromatografi klasik yang masih banyak digunakan. Kromatografi
kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah yang banyak
berdasarkan adsorpsi dan partisi. Kemasan adsorben yang sering digunakan adalah
silika gel G-60, kieselgur, Al2O3, dan Diaion.
Kromatografi kolom
adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan
komponen-komponen dalam campuran. Alat
tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran dibagian bawah
kolom untuk mengendalikan aliran zat cair, ukuran kolom tergantung dari
banyaknya zat yang akan dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan
diameter kolom sekitar 8:1 sedangkan daya penyerapnya adlah 25-30 kali berat
bahan yang akan dipisahkan. Teknik banyak digunakan dalam pemisahan
senyawa-senyawa organic dan konstituen-konstituen yang sukar menguap sedangkan
untuk pemisahan jenis logan-logam atau senyawa anorganik jarang dipakai (Yazid,
2005, hal: 98).
Pelarut (fase gerak)
dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran yang disebabkan oleh gaya berat
atau didorong dengan tekanan. Pita, senyawa linarut bergerak melalui kolom
dengan laju yang berbeda, memisah dan dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar
dari alas kolom. Kromatografi kolom konvensional memiliki berbagai keterbatasan
dalam penggunannya, kromatografi kolom vakum dapat meningkatkan laju
pengelusian dan mempersingkat waktu kontak linarut dengan penjerap.
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-macam kromatografi
kolom
2. Untuk mengetahui cara kerja dari kromatografi
kolom
3. Untuk mengetahui teknik pemisahan kimia
dengan cara kromatografi kolom.
BAB II
ISI
Kromatografi kolom
merupakan metode kromatografi klasik yang masih banyak digunakan. Kromatografi
kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah yang banyak
berdasarkan adsorpsi dan partisi. Kemasan adsorben yang sering digunakan adalah
silika gel G-60, kieselgur, Al2O3, dan Diaion. Cara pembuatannya ada dua macam :
-
Cara kering yaitu silika gel dimasukkan ke dalam kolom yang telah
diberi kapas kemudian ditambahkan cairan pengelusi.
-
Cara basah yaitu silika gel terlebih dahulu disuspensikan dengan
cairan pengelusi yang akan digunakan kemudian dimasukkan ke dalam kolom melalui
dinding kolom secara kontinyu sedikit demi sedikit hingga masuk semua, sambil
kran kolom dibuka. Eluen dialirkan hingga silika gel mapat, setelah silika gel
mapat eluen dibiarkan mengalir sampai batas adsorben kemudian kran ditutup dan
sampel dimasukkan yang terlebih dahulu dilarutkan dalam eluen sampai diperoleh
kelarutan yang spesifik. Kemudian sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam kolom
melalui dinding kolom sedikit demi sedikit hingga masuk semua, dan kran dibuka
dan diatur tetesannya, serta cairan pengelusi ditambahkan. Tetesan yang keluar
ditampung sebagai fraksi-fraksi.
Metode pemisahan
kromatografi kolom ini memerlukan bahan kimia yang cukup banyak sebagai fasa
diam dan fasa bergerak bergantung pada ukuran kolom gelas. Untuk melakukan
pemisahan campuran dengan metode kromatografi kolom diperlukan waktu yangcukup
lama, bias berjam-jam hanya untuk memisahkan satu campuran. Selain itu, hasil
pemisahan kurang jelas artinya kadang-kadang sukar mendapatkan pemisahan secara
sempurna karena pita komponen yang satu bertumpang tindih dengan komponen
lainnya. Masalah waktu yang lama disebabkan laju alir fasa gerak hanya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi, ukuran diameter partikel yang cukup besar
membuat luas permukaan fasa diam relative kecil sehingga tempat untuk
berinteraksi antara komponen-komponen dengan fasa diam menjadi terbatas.
Apabila ukuran diameter partikel diperkecil supaya luas permukaan fasa diam
bertambah menyebabkan semakin lambatnya aliran fasa gerak atau fasa gerak tidak
mengalir sama sekali. Selain itu fasa diam yang sudah terpakai tidak dapat
digunakan lagi untuk pemisahan campuran yang lain karena sukar meregenerasi
fasa diam (Hendayana, 2006, hal: 2-3).
Untuk memisahkan
campuran, kolom yang telah dipilih sesuai campuran diisi dengan bahan penyerap
seperti alumina dalam keadaan kering atau dibuat seperti bubur dengan pelarut.
Pengisian dilakukan dengan bantuan batang pengaduk untuk memanfaatkan adsorben
dan gelas wool pada dasar kolom. Pengisian harus dilakukan secara hat-hati dan
sepadat mungkin agar rata sehingga terhindar dari gelembung-gelembung udara,
untuk membantu homogenitas biasanya kolom setelah diisi divibrasi
diketok-ketok. Sejumlah cuplikan yang dilarutkan dalam sedikit pelarut,
dituangkan melalui sebelah atas kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam adsorben.
Komponen-komponen dalam campuran diadsorpsi dari larutan secara kuantitatif
oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas kolom. Dengan
penambahan pelarut secara terus-menerus, masing-masing komponen akan bergerak
turun melalui kolom dan pada bagian atas kolom akan terjadi kesetimbangan baru
antara bahan penyerap, komponen campuran dan eluen. Kesetimbangan dikatakan
tetap apabila suatu komponen yang satu dengan yang lainnya bergerak ke bagian
bawah kolom dengan waktu atau kecepatan berbeda-beda sehingga terjadi pemisahan
(Yazid, 2005, hal: 200-2001).
Kromatografi Kolom Isap :
1. Suction Colomn
Isolasi komponen
kimia dalam jumlah yang banyak, berdasarkan absorpsi dan partisi, dimana kolom
diisi dengan fase diam divakumkan dengan suatu pompa vakum agar eluen dapat
turun mengelusi komponen kimia yang selanjutnya keluar sebagai fraksi-fraksi.
2. Rapid-Sigel
Isolasi komponen
kimia dalam jumlah yang sedikit berdasarkan absorpsi dan partisi, dimana kolom
diisi dengan fase diam divakumkan dengan suatu pompa vakum agar eluen dapat
turun mengelusi komponen kimia yang selanjutnya keluar sebagai fraksi-fraksi.
3. Press Colomn
Kromatografi kolom
sederhana di mana fase gerak bergerak dengan cepat karena penggunaan tekanan
positif dari tabung nitrogren. Udara yang ditekan mengandung O2 dan uap air
yang dapat menyebabkan peruraian produk dari ekstrak dan berubah saat pemisahan
kromatografi.
Keterbatasan kromatografi kolom-terbuka
klasik ialah sebagai berikut :
a. Pemisahan lambat
b. Penjerapan linarut yang tidak
bolak-balik
c. Tidak dapat dipakai jika partikel
terlalu kecil.
Kombinasi antara
kromatografi kolom kering dan kromatografi cair vakum memiliki kelebihan dimana
laju pengelusian lebih tinggi dan memperpendek waktu kontak linarut dengan
penjerap.
Untuk kolom gaya
tarik bumi yang memakai penjerap berukuran 60- 230 mesh (63-250 μm), umumnya
laju aliran sekitar 10-20 mL/cm2 penampang kolom/jam. Untuk partikel yang lebih
kecil dari 200 mesh diperlukan semacam pemompaan atau sistem bertekanan.
Kemudian laju dapat ditingkatkan sampai 2 mL atau lebih setiap menitnya, atau
sampai batas sistem tekanan.
Kromatografi Vakum Cair mempunyai
keuntungan yang utama dibandingkan
dengan kolom konvensional yaitu :
1. Konsumsi fase gerak KCV hanya 80% atau
lebih kecil dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor
kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10-100μl/menit).
2. Adanya aliran fase gerak lebih lambat
membuat kolom mikrobor lebih ideal jika digabung dengan spectrometer massa.
3.
Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solute lebih pekat karenanya
jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas missal sampel
klinis.
Kerugian KCV (Kromatogravi Vakum Cair) :
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Sampel yang dapat digunakan terbatas.
Gambar Kromatografi Kolom Vakum :
Gambar Kromatografi Kolom Konvensional :
BAB III
KESIMPULAN
Kromatografi kolom
merupakan metode kromatografi klasik yang masih banyak digunakan. Kromatografi
kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam jumlah yang banyak
berdasarkan adsorpsi dan partisi.
Kromatografi kolom merupakan teknik pemisahan kimia berdasarkan
pertukaran ion anion dan ion kation. Kromatografi kolom adalah kromatografi
yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam
campuran. Alat tersebut berupa pipa
gelas yang dilengkapi suatu kran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan
aliran zat cair, ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat yang akan
dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan diameter kolom sekitar 8:1
sedangkan daya penyerapnya adalah 25-30 kali berat bahan yang akan dipisahkan.
Teknik banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organic dan
konstituen-konstituen yang sukar menguap sedangkan untuk pemisahan jenis
logan-logam atau senyawa anorganik jarang dipakai (Yazid, 2005, hal: 98).
DAFTAR PUSTAKA
Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S.,
1991. Pengantar
Kromatografi. Penerbit
ITB. Bandung.
J. B. Harbone. 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara
Modern Menganalisis Tumbuhan.
Penerbit ITB. Bandung.
K. Hostettmann, M. Hostettmann, A. Marston. 1995.
Cara Kromatografi Preparatif. Penerbit ITB. Bandung.
Ibnu Gholib Gandjar. Abdul Rahman. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Conners.A.K. ”Pharmaceutical Analysis” Solvent
Extraction.
Kisman .Dr. Sastro ,ddk .1994. Analisis Farmasi Cet. 2 , Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007
Hendayana, Sumar. Kimia Pemisahan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006
Khopkar, S.M. Konsep Dasar Kimia
Analitik. Jakarta: Erlangga, 2008
Yazid, Estien. Kimia Fisika
Paramedis. Yogyakarta: Andi, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar