BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein),
yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara
alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari
sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) ataupun
hewan (daging, jeroan, ikan sarden) (Almatsier, 2004).
Asam urat Sebagian besar diekskresi melalui ginjal dan hanya
sebagian kecil melalui saluran cerna. Ketika kadar asam urat meningkat, disebut
hiperuresemia, penderita akan mengalami pirai (gout). Penyebab hiperuresemia
karena produksi yang berlebihan atau ekresi yang menurun (seperti pada gagal ginjal).
Produksi yang berlebihan didapatkan pada penderita dengan keganasan, terjadi
turnover purin dan DNA sangat tinggi. Penyebab lain hiperuresemia adalah
alkohol, leukemia, karsinoma metastatik, multiple myeloma,
hiperlipoproteinemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, stress, keracunan
timbal, dan dehidrasi akibat pemakaian diuretik.
1.2 Landasan Teori
A.
Definisi
Asam urat (AU) merupakan produk
akhir dari katabolisme adenin dan guanin yang berasal dari pemecahan nukleotida
purin.
B.
Struktur
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme
purin yang terdiri dari komponen karbon, nitrogen, oksigen dan hidrogen dengan
rumus molekul C5H4N4O3. Pada pH alkali kuat, AU membentuk ion urat dua kali
lebih banyak daripada pH asam.

Gambar 1. Struktur Asam
Urat
Purin yang berasal dari katabolisme
asam nukleat dalam diet diubah menjadi asam urat secara langsung. Pemecahan
nukleotida purin terjadi di semua sel, tetapi asam urat hanya dihasilkan oleh
jaringan yang mengandung xhantine oxidase terutama di hepar dan usus
kecil. Rerata sintesis asam urat endogen setiap harinya adalah 300-600mg per
hari, dari diet 600 mg per hari lalu dieksresikan ke urin rerata 600 mg per
hari dan ke usus sekitar 200 mg per hari.
C.
Metabolisme
Dua pertiga total urat tubuh berasal
dari pemecahan purin endogen, hanya sepertiga yang berasal dari diet yang
mengandung purin. Pada pH netral urat dalam bentuk ion asam urat (kebanyakan dalam
bentuk monosodium urat), banyak terdapat di dalam darah. Konsentrasi normal
kurang dari 420 μmol/L (7,0 md/dL). Kadar urat tergantung jenis kelamin, umur,
berat badan, tekanan darah, fungsi ginjal, status peminum alkohol dan kebiasaan
memakan makanan yang mengandung diet purin yang tinggi. Kadar AU mulai meninggi
selama pubertas pada laki-laki tetapi wanita tetap rendah sampai menopause
akibat efek urikosurik estrogen. Dalam tubuh manusia terdapat enzim asam urat
oksidase atau urikase yang akan mengoksidasi asam urat menjadi alantoin.
Defisiensi urikase pada manusia akan mengakibatkan tingginya kadar asam urat
dalam serum. Urat dikeluarkan di ginjal (70%) dan traktus gastrointestinal
(30%). Kadar asam urat di darah tergantung pada keseimbangan produksi dan
ekskresinya. Sintesis asam urat dimulai dari terbentuknya basa purin dari gugus
ribosa, yaitu 5-phosphoribosyl-1-pirophosphat (PRPP) yang didapat dari ribose
5 fosfat yang disintesis dengan ATP (Adenosine triphosphate)
dan merupakan sumber gugus ribose. Reaksi pertama, PRPP bereaksi dengan glutamin
membentuk fosforibosilamin yang mempunyai sembilan cincin purin. Reaksi ini
dikatalisis oleh PRPP glutamil amidotranferase, suatu enzim yang
dihambat oleh produk nukleotida inosine
monophosphat (IMP), adenine
monophosphat (AMP) dan guanine monophosphat (GMP). Ketiga nukleotida
ini juga menghambat sintesis PRPP sehingga memperlambat produksi nukleotida
purin dengan menurunkan kadar substrat PRPP. Inosine monophosphat (IMP)
merupakan nukleotida purin pertama yang dibentuk dari gugus glisin dan
mengandung basa hipoxanthine. Inosine monophosphat berfungsi
sebagai titik cabang dari nukleotida adenin dan guanin. Adenosine monophospat
(AMP) berasal dari IMP melalui penambahan sebuah gugus amino aspartat ke
karbon enam cincin purin dalam reaksi yang memerlukan GTP (Guanosine
triphosphate). Guanosine monophosphat (GMP) berasal dari IMP
melalui pemindahan satu gugus amino dari amino glutamin ke karbon dua cincin
purin, reaksi ini membutuhkan ATP.
Adenosine
monophosphate mengalamideaminasi
menjadi inosin, kemudian IMP dan GMP mengalami defosforilasi menjadi inosin dan
guanosin. Basa hipoxanthine terbentuk dari IMP yang mengalami defosforilasi
dan diubah oleh xhantine oxsidase menjadi xhantine serta guanin
akan mengalami deaminasi untuk menghasilkan xhantine juga. Xhantine akan
diubah oleh xhantine oxsidase menjadi asam urat.


Gambar 2. Metabolisme Asam Urat
Asam urat diginjal akan mengalami
empat tahap yaitu asam urat dari plasma kapiler masuk ke glomerulus dan
mengalami filtrasi di glomerulus, sekitar 98-100% akan direabsorbsi pada
tubulus proksimal, selanjutnya disekresikan kedalam lumen distal tubulus
proksimal dan direabsorbsi kembali pada tubulus distal. Asam urat akan
diekskresikan kedalam urine sekitar 6% - 12% dari jumlah filtrasi. Setelah
filtrasi urat di glomerulus, hampir semua direabsorbsi lagi di tubuli
proksimal. PH urin yang rendah di traktus urinarius menjadikan urat
dieksresikan dalam bentuk asam urat.
D.
Hiperurisemia
Hiperurisemia didefinisikan sebagai
kadar AU serum lebih dari 7 mg/dL pada laki-laki dan lebih dari 6 mg/dL pada
wanita. Hiperurisemia yang lama dapat merusak sendi, jaringan lunak dan ginjal.
Hiperurisemia bisa juga tidak menampakkan gejala klinis/ asimptomatis. Dua
pertiga dari hiperurisemia tidak menampakkan gejala klinis. Hiperurisemia
terjadi akibat peningkatan produksi asam urat atau penurunan ekskresi atau
sering merupakan kombinasi keduanya. Hiperurisemia akibat peningkatan produksi hanya
sebagian kecil dari pasien dengan hiperurisemia itupun biasanya disebabkan oleh
diet tinggi purin (eksogen) ataupun proses endogen (pemecahan asam nukleat yang
berlebihan).
E.
Kadar Asam Urat
·
Dewasa:
laki-laki : 4,0 – 8,5 mg/dl atau 0,24 - 0,52 mmol/L
·
Wanita
: 2,7 – 7,3 mg/dl atau 0,16 – 0,43 mmol/L
·
Manula
: sedikit lebih tinggi
·
Anak-anak
: 2,5 – 5,5 mg/dl atau 0,12 – 0,32 mmol/L
·
Bayi
: 2,62 mg/L
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
·
Stress,
menyebabkan kadar asam urat dalam serum meningkat.
·
Kontras
radiologi menyebabkan kadar asam urat dalam serum menurun dan kadar dalam urine
meningkat.
·
Obat-obatan
yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam serum : alkohol, asam askorbit,
aspirin dosis rendah, kafein, cisplatin, diazoxide, diuretik, epinefrin,
ethambutol, levodopa, metal-dopa, asam nikotinat, fenotiazin, dan theofilin.
·
Obat-obatan
yang menurunkan kadar asam urat dalam serum: alopurinol, aspirin dosis tinggi,
azathioprin, clofibrat, kortikosteroid, estrogen, infuse glucose, guafenisin,
manitol, probenecid, dan warfarin.
·
Obat-obatan
yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam urine : asam askorbit,
calcitonin, citrate, dicumarol, estrogen, steroid, iodine, gliceril guaiacolat,
fenolsulfonftalin, probenecid, salisilat, dan tetrasiklin kadaluarsa.
Nilai abnormal
1. Kadar dalam serum meningkat (hiperuresemia)
·
Pirai
(gout)
·
Intake
purin yang berlebihan
·
Gangguan
metabolisme purin pada bayi (genetik)
·
Karsinoma
metastase
·
Multiple
myeloma
·
Leukemia
·
Khemoterapi
karsinoma
·
Rhabdomiolisis
(olahraga/latihan yang berat), luka baka, trauma, penurunan kesadaran pada
epilepsy, infark miokard)
·
Penyakit
ginjal kronik
·
Asidosis
(ketotik atau laktak)
·
Hipotiroid
·
Kehamilan
dengan keracunan (eklampsia)
·
Hiperlipoproteinemia
·
Alkohol
·
Idiophatik
2. Kadar dalam darah menurun
·
Penyakit
Wilson
·
Sindroma
Fnconi
·
Keracunan
Pb (timah)
·
Ikterus
karena atrofi hati
1.3 Tujuan Praktikum
Untuk
menentukan kadar asam urat dalam sampel serum darah.
BAB II
ALAT DAN BAHAN
Alat
:
-
Tabung
Reaksi
-
Mikropipet
10 μl, 1000 μl
-
Kuvet
-
Rak
Tabung
Bahan
:
-
Serum
Darah
-
Reagen
Urine Acid (Kitt)
-
Larutan
Standar untuk Asam Urat
BAB III
CARA KERJA
Cara Kerja :
1.
Memasukkan
1000 μl reagen kitt ke dalam tabung reaksi menggunakan mikropipet.
2.
Kemudian
menambahkan 20 μl sampel dalam bentuk serum kocok dan diinkubasi pada suhu 37˚C
selama 10 menit.
3.
Kemudian
mengukur absorbans sampel (ΔA sampel) dan standar (ΔA standar) terhadap blanko
reagen dengan waktu 60 menit dan mencatat hasilnya.
Perhitungan :

Standar Asam Urat :
-
Pria = 3.4 – 7.0 mg/dl (202.3 – 416.5 mmol/l)
-
Wanita = 2.4 – 5.7 mg/dl (142.8 -339.2 mmol/l)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Praktikum
Diketahui
:
-
Absorbansi
sampel = 0,044
-
Absorbansi
standar = 0,081
Perhitungan
:


B.
Pembahasan
Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein),
yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan
dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan)
ataupun hewan (daging, jeroan, ikan sarden) (Almatsier, 2004).
Dalam keadaan
normal, setiap orang memiliki asam urat didalam tubuhnya, tapi jumlahnya
sedikit. Dalam beberapa keadaan, misalnya konsumsi makanan yang mengandung
purin tinggi atau karena ginjal kurang mampu mengeluarkannya dalam tubuh, maka
kadar asam urat dalam darah akan meningkat (Antika, 2011).
Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah dilakukan pembacaan pada spektrofotometer. Sebelum dibaca pada spektrofotometer, sampel diinkubasi terlebih dahulu selama 10 menit yaitu campuran reagen asam urat dan plasma darah yang menghasilkan warna merah muda. Berdasarkan dari hasil pengamatan pengukuran kadar asam urat dalam darah yang diambil dari salah satu pasien (perempuan) memiliki kadar asam urat 3,25 mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa praktikan tersebut tidak menderita asam urat atau kadar asam urat dinyatakan normal. Berdasarkan literatur, kadar asam urat perempuan yaitu berkisar antara 2,4 – 5,7 mg/dl (Wortman, 1993).
Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah dilakukan pembacaan pada spektrofotometer. Sebelum dibaca pada spektrofotometer, sampel diinkubasi terlebih dahulu selama 10 menit yaitu campuran reagen asam urat dan plasma darah yang menghasilkan warna merah muda. Berdasarkan dari hasil pengamatan pengukuran kadar asam urat dalam darah yang diambil dari salah satu pasien (perempuan) memiliki kadar asam urat 3,25 mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa praktikan tersebut tidak menderita asam urat atau kadar asam urat dinyatakan normal. Berdasarkan literatur, kadar asam urat perempuan yaitu berkisar antara 2,4 – 5,7 mg/dl (Wortman, 1993).
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Pada praktikum Biokimia Gizi tentang Pemeriksaan Kadar Asam Urat
Serum didapatkan hasil kadar asam urat serum sebesar 3,25 mg/dl dari sampel
darah (perempuan). Hal ini menunjukkan bahwa praktikan tersebut tidak menderita
asam urat atau kadar asam urat dinyatakan normal.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,
Sunita.2004.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Antika.2011.Penyebab Reumatik Gout.Diakses dari http://delpanantika.com.Tanggal 24 Desember 2014 pukul 19.19 WITA
Ellyza Nasrul, Sofitri.2012.Jurnal Kesehatan Andalas tentang Hiperurisemia
pada Pra Diabetes. Bagian Patologi
Klinik FK Unand
Syukri, Maimun.2007.Jurnal tentang Asam Urat dan Hiperuresemia.
Depatemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Unsyiah/BPK
Wortman.1993.Penyakit Sendi.Jakarta : Raja Grafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar