Jumat, 09 Oktober 2015

Laporan Besar Biokimia Gizi : Pemeriksaan Kadar Hemoglobin



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Hemoglobin merupakan protein yang banyak mengandung zat besi dan memiliki afinitas terhadap oksigen untuk membentuk oksihemoglobin di dalam eritrosit. Dari mekanisme tersebut dapat berlangsung proses distribusi oksigen dari pulmo menuju jaringan (Pearce, 1991).
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.  Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah. Bila kadar hemoglobin berkurang di bawah normal, maka akan mengganggu aktifitas dalam tubuh. Suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari harga normal (13 gr %) disebut sebagai anemia (Ganong, 2002).
Sintesis Hemoglobin berlangsung dalam sumsum tulang. Sintesis hemoglobin dimulai pada tahap eritroblast dan berlangsung hingga tingkat retikulosit dan kemudian menjadi eritrosit matur. Sel darah muda yang telah keluar dari sumsum tulang tetap membentuk hemoglobin pada hari berikutnya. Sintesis tersebut dimulai dari kondensasi glisin dan suksinil koenzim A (CoA) dibawah aksi enzim kunci δ-aminolevulinic acid sintetase (ALA-sintetase) untuk membentuk ALA (Amino Levulinic Acid) selanjutnya ALA mengalami dehidrasi menjadi phorphobilinogen oleh enzim ALAD (ALA Dehidratase). Setelah melewati beberapa tahapan reaksi, senyawa phophobilinogen mengalami perubahan bentuk menjadi protoporfirin. Salah satu senyawa protoporfirin, yaitu protoporfirin IX akan berikatan dengan Fe membentuk heme. Heme bereaksi dengan globin dimana 4 molekul heme berikatan dengan satu molekul globin dan ion logam Fe¬2+ dengan bantuan enzim ferrochelatase membentuk hemoglobin (Hoffbrand dan Petit, 1987  ; Palar, 1994 ; Darmono, 1995 ; Sadikin, 2001). Kandungan Hb normal rerata adalah 16 g / dL pada pria dan 14 g / dL pada wanita yang semuanya terdapat pada eritrosit ( Ganong, 2001 ). Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menyebabkan anemia.


1.2 Landasan Teori

   A.    Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul haemoglobin terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-BTCKIxldQhTiuzuZT8L7-JCUJMNa4sNubF9S-tGFJaO2D6NJh5pGjaLmgnGtDlUYSuJ3EnJ7w4vemiKwqMxZNPy7Uv8hkMi51H1AuVI_HL7pua9H6o5SLBlHynKe53ktXe3I2lrmK6Hh/s1600/image006.jpg
 Gambar  3. Hemoglobin Molecule
Hemoglobin adalah pigmen merah dan menyerap cahaya maksimum pada panjang gelombang 540 nm. Jika sel darah merah dalam kosentrasi tertentu mengalami lisis, terjadi pembebasan hemoglobin yang dapat diukur secara spektrofotometris pada panjang  gelombang ini yang konsentrasinya setara dengan densitas optis (Ronald A. Sacher. 2004).
   B.     Fungsi Hemoglobin
Fungsi hemoglobin antara lain :
1)      Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh.
2)      Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.
3)      Membawa karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (Depkes RI. 1989).


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOA8zM-d-jZ-UwnI2Y-ftfjuIM_JGX34oJX6_q8Ru2dhqGNyr3bmlqFVyB5hlmpM3Rw8aYBWN2x5EVOZY8VPK9BpoayY3KxRG9cWhoDXGEdjI2IQUyaMwaqeEpV4TUo8IhqbZJ0DnkCz6c/s1600/image008.jpg
Gambar 4 Fungsi Hemoglobin
    C.    Macam-Macam Hemoglobin
Hemoglobin normal mempunyai sepasang rantai alfa identitas jenis hemoglobin ditentukan oleh sepasang rantai yang lain, yaitu beta, gamma, dan delta. Struktur hemoglobin dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada (Widman, Frances K. 1995 : 56).
1).Macam-macam hemoglobin normal :
a.    Hemoglobin A
Ditemukan pada orang dewasa normal sekitar 92 – 95 %. HbA terdiri dari atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta.
b.    Hemoglobin A¬2
Ditemukan pada orang dewasa normal sekitar 2 – 3 %. HbA2 terdiri dari atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta.
c.    Hemoglobin F
Ditemukan pada janin dan bayi baru lahir. Pada orang dewasa hemoglobin F ditemukan sekitar 1 – 2 %. Hemoglobin F terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma.



2).  Macam – macam Hemoglobin Abnormal
a.    Hemoglobin S
Jenis hemoglobin abnormal yang sering dijumpai adalah HbS. Pada HbS posisi keenam pada rantai beta tidak ditempati oleh glutamat tetapi oleh valin yang hidrofobik. Posisi keenam berada pada permukaan luar rantai yang saling berkaitan yaitu tempat rantai alfa dan rantai beta bertukar-tukar saat oksigenisasi dan deoksigenisasi.
b.    Hemoglobin C
Pada HbC posisi keenam rantai beta ditempati oleh asam amino lain yaitu lisin. Muatan positif pada lisin berinteraksi dengan gugusan bermuatan negatif didepanya. Hemoglobin cenderung membentuk gumpalan berbentuk roda sehingga menyebabkan eritrosit lebih kaku dan lebih muda pecah dari pada sel normal. (Widman, Frances K. 1995 : 60)
   D.    Sintesis Hemoglobin
Untuk mengangkut O¬2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 (karbondioksida) dari jaringan ke paru-paru, sel darah merah mengandung protein kusus yaitu hemoglobin. Setiap sel darah merah mengandung 640 juta molekul hemoglobin dan setiap molekul hemoglobin dewasa normal (HbA) terdiri atas empat rantai polipeptida a2b2, masing-masing dengan gugus hemnya sendiri. Sintesis hemoglobin dalam sel darah merah yang sedang berkembang, 65% hemoglobin disintesis dalam eritroblast, 35% stadium retikulosit sintesis hem terjadi banyak dalam mitokondria oleh sederet reaksi biokimia yang dimulai dengan kondensasi glisin dan suksinil koenzim A dibawah reaksi enzim kunci delta-amino laevulinik acid (ALA) sintetase yang membatasi kecepatan. Piridoksal fosfat (Vitamin B6) adalah koenzim untuk reaksi ini yang dirangsang oleh eritropoietin dan dihambat oleh hem. Akhirnya portofirin bergabung dengan besi untuk membentuk hem yang masing-masing molekulnya bergabung dengan rantai globin yang terbuat pada poliribosom. Kemudian tetrameter empat rantai globin dengan masing-masing gugus hemnya sendiri terbentuk dalam ”kantong” untuk membangun molekul hemoglobin. (Hoffbran dan Pettit. 1987 : 8)

   E.     Katabolisme Hemoglobin
Hemoglobin yang dilepaskan dari eritrosit dihancurkan oleh sistem retikuloendotelial. Mula-mula besi di lepas dan dikembalikan ke sumsum tulang untuk digunakan kembali dalam sintesis hem atau disimpan sebagai cadangan. Rantai globin dirombak dan asam amino disimpan untuk pembentukan protein. Sisa cincin porfirin dirombak menjadi biliverdin kemudian menjadi bilirubin yang diangkut ke hati dan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida. Dalam perjalanan ke hati bilirubin terikat pada albumin (bilirubin indirek). Peningkatan bilirubin indirek dalam plasma merupakan indikasi peningkatan destruksi eritrosit.( Widman, Frances K. 1995 :  )
Di dalam hati bilirubin dikonjugasi dengan asam glukoronat menjadi bilirubin diglukoronida atau bilirubin direk. Bilirubin indirek tidak larut dalam air, tetapi bilirubin direk larut dalam air dan dapat masuk ke dalam saluran empedu kemudian ke saluran cerna. Bilirubin diubah menjadi urobilinogen, urobilinogen ini sebagian besar direabsorpsi dan kembali ke dalam sirkulasi dan ke dalam hati untuk kemudian diekskresi melalui urine. Bila ada peningkatan destruksi hemoglobin dan peningkatan ekskresi bilirubin diglukoronida ke dalam saluran cerna, terjadi peningkatan ekskresi urobilinogen melalui urine dan feses. Peningkatan ekskresi urobilinogen merupakan petunjuk adanya proses hemolitik dan perombakan hemoglobin berlebihan (Widman, Frances K. 1995 : 37 – 38).
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
 Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hemoglobin, antara lain sebagai  berikut :
  1.      Reagen
Reagen adalah bahan pereaksi yang harus selalu baik kualitasnya mulai dari saat  penerimaan, semua reagen yang dibeli harus harus diperhatikan nomor lisensi kadaluarsanya, keutuhan wadah atau botol atau cara transportasinya.
  2.      Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan hematologi harus bersih dan steril terutama yang kontak langsung dengan tubuh pasien seperti jarum dan lancet. 
  3.      Metode
Laboratorium yang baik adalah laboratorium yang mengikuti perkembangan metode  pemeriksaan dengan pertimbangan kemampuan laboratorium tersebut dan biaya  pemeriksaannya. Petugas laboratorium harus senantiasa bekerja dan mengacu pada metode yang digunakan, jika metode yang digunakan salah atau tidak sesuai maka akan  berpengaruh pada hasil pemeriksaan kadar hemoglobin.
  4.      Bahan pemeriksaan
Bahan pemeriksaan meliputi; cara pengambilan spesimen, pengiriman spesimen,  penyimpanan spesimen, dan persiapan sampel.
  5.      Lingkungan
Dalam hal ini dapat berupa ; keadaan ruang kerja, cahaya, suhu kamar, kebisingan, luas dan tata ruang.
  6.      Tenaga labratorium
Dalam hal ini yang diharapkan adalah petugas laboratorium harus mengusai alat dan teknik di bidang laboratorium.
  7.      Sampel
Kekeruhan dalam suatu sampel darah dapat mengganggu dalam fotokolorimeter dan menghasilkan absorbensi dan kadar Hb yang lebih tinggi dari yang sebenarnya. Kekeruhan semacam ini dapat disbabkan antara lain oleh leukositosis, lipemia, dan adanya globulin abnormal seperti pada macro iobulinemia. (Gandosoebrata, 1969)
Metode Sahli
Berikut ini akan dibahas mengenai metode hematin asam atau metode Sahli. Metode Hematin-Asam (Sahli) pada prinsipnya akan mengubah hemoglobin menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat. Cara sahli ini banyak dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui apakah seseorang kurang darah, terlebih lagi di laboratorium-laboratorium kecil yang tidak mempunyai fotokolorimeter . Kesalahan dalam melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10 %. Kelemahan cara sahli ini adalah hematin asam itu bukan merupakan larutan sejati dan juga alat haemometer sukar distandardisasi. Selain itu, tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi hematin, misalnya karboxy hemoglobin, methemoglobin dan sullfhemoglobin (Depkes RI, 1989).
Metode ini juga memiliki kekurangan, ketidaktepatan metode ini disebabkan oleh  batang gelas dapat berubah warnanya bila sudah lama (Adam, Syamsunir, 1992).
Menurut Guyton dan Hall, 1997, penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0,1N kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosit. Kadar hemoglobin dalam darah sangat tergantung pada jenis kelamin dan umur seseorang, seperti berikut ini :
·         Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah
·         Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah
·         Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah
·         Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah
·         Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah
·         Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah

1.3 Tujuan Praktikum
            Untuk mengukur dan mengetahui kadar hemoglobin pada darah dengan menggunakan metode Sahli






BAB II
ALAT DAN BAHAN

Alat :
-          Hemometer Sahli

Bahan :
-          Reagen HCL 0,1 N
-          Sampel Darah

















BAB III
CARA KERJA


Cara Kerja (Metode Sahli) :

1.      Memasukkan kira-kira 5 tetes HCL 0,1 N kedalam tabung pengencer hemometer.
2.      Mengisap sampel darah dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda 0.02 ml.
3.      Menghapus semua darah yang melekat pada ujung pipet.
4.      Mengalirkan darah dari pipet kedalam dasar tabung pengencer yang telah diisi larutan HCL 0,1 N, berhati-hati lah jangan sampai timbul gelembung udara.
5.      Mengangkat pipet itu sedikit, lalu menghisap HCL yang jernih dalam pipet 2-3 kali untuk membilas pipet.
6.      Mencampur isi tabung sampai homogeny memasukkan kedalam alat pembanding, didiamkan selama 5 menit untuk membentuk hematin asam.
7.      Menambahkan aquadest tetes demi tetes sampai warna larutan ditabung (setelah diaduk) sama dengan warna gelas dari alat pembanding.
8.      Membaca skala Hb dari yang terbaca pada skala tabung.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Diketahui :
-          Percobaan 1 = 11 mg/dl
-          Percobaan 2 = 12 mg/dl
Perhitungan :

B. Pembahasan
Kadar hemoglobin adalah salah satu pengukuran tertua dalam laboraturium kedokteran tes darah yang paling sering dilakukan. Kisaran normal hemoglobin dipengaruhi oleh berbagai variable dan kadar harus diinterpretasikan dalam hubungannya dengan beberapa faktor, yaitu kehamilan, penduduk pada daerah dengan ketinggian yang tinggi, latihan fisik, merokok dan penyakit yang berkaitan ( Bimantoro, 2011 ).
Pada praktikum kali ini digunakan metode Sahli untuk mengukur kadar Hb. Metode Sahli mengandalkan pembentukan asam hematin yang kemudian diukur kadarnya dengan cara membandingkan warna hasil pengenceran dengan warna standart. Pada langkah – langkah cara kerja menggunakan metode Sahli harus dilakukan penghisapan larutan HCl yang telah dicampur dengan darah yang kemudian dikeluarkan lagi dan diulang sebanyak 2-3 kali hal ini dimaksudkan untuk menghomogenkan larutan campuran darah dan HCl serta untuk memasukkan udara ( ). Setalah homogen, kemudian larutan campuran didiamkan selama kurang lebih 5 menit, hal ini dimaksudkan agar Hb bereaksi dengan HCl sehingga dapat terbentuk asam hematin dan kadar asam ini dapat dihitung dan yang sekaligus kadar Hb juga dapat diketahui.
Penggunaan HCl dalam praktikum kali ini bertujuan untuk melisiskan eritrosit sehingga Hb yang terdapat dalam eritrosit dapat keluar dan bereaksi dengan HCl membentuk asam hematin.
Pada metode Sahli membutuhkan ketelitian visualisasi praktikan dalam membandingkan warna yang diperoleh dari pengenceran dengan warna standart. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penilaian dalam pengambilan data sangat subjektif mengingat kemampuan visualisasi tiap individu berbeda – beda.
Pada praktikum penentuan kadar hemoglobin menggunakan metode sahli, kelompok kami mendapatkan hasil 11,5 mg/dl dari sampel darah laki-laki. Hal ini menunujukkan bahwa praktikan tersebut memiliki kadar hemoglobin yang rendah karena batas normal kadar hemoglobin untuk laki-laki adalah 13,2 – 17,3 mg/dl.
Kadar hemoglobin yang tinggi disebabkan karena keadaan hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi, sedangkan kadar hemoglobin yang rendah berkaitan dengan berbagai masalah klinis. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selamanya meningkat atau menurun secara bersamaan.
Pemeriksaan Hb dalam darah mempunyai peranan penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena Hb merupakan saalah satu protein khusus yang terdapat dalam eritrosit yang berfungsi untuk mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan Pemeriksaan Hb ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguang kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan Hb (anemia) atau kelebihan Hb (polisitemia). Hb bisa saja ada dalam keadaan terlarut dalam plasma. Akan tetapi kemampuan Hb untuk mengikat O2 tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.





BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Pada praktikum Biokimia Gizi tentang penentuan kadar hemoglobin menggunakan metode sahli, kelompok kami mendapatkan hasil 11,5 mg/dl dari sampel darah laki-laki. Hal ini menunujukkan bahwa praktikan tersebut memiliki kadar hemoglobin yang rendah karena batas normal kadar hemoglobin untuk laki-laki adalah 13,2 – 17,3 mg/dl.






DAFTAR PUSTAKA

Adam, Syamsunir. 1992. Dasar-dasar mikrobiologi dan Parasitologi untuk Perawat . Jakarta:
             EGC
Depkes RI. 1989. Hematologi. Jakarta.
Gandosoebrata, R. 1969.Penuntun Laboratorium Klinik . Jakarta : Dian Rakyat
Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Ganong, W. F., 2001, Fisiologi kedokteran, penerbit Buku Kedokteran EGC . Jakarta
Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Hoffbrand, A. V dan Pettit, JE. 1987. Kapita Selekta Hematologi. Alih Bahasa : Ivan Darmawan.
             Jakarta : EGC.

Pearce, C.E., 1991 . Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT.Gramedia Pustaka Utama,
             Jakarta
Renie.2012.Laporan Akhir Hema. Diakses dari
http://lacunata.blogspot.com/2012/12/laporan
             akhir-hema.html.Tanggal
25 Desember 2014 pukul 16.49 WITA
Sacher, Ronald A. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.

Minggu, 31 Mei 2015

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) : Anemia Pada Ibu Hamil



PROPOSAL
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Anemia Pada Ibu Hamil


Disusun Oleh
                             Awlida                                               NIM P07131113204
                             Putri Anggraeni                               NIM P07131113232
                             Qammara Frilia Musaratin            NIM P07131113233
                             Randy Rizaldi                                   NIM P07131113234
                             Sartika                                               NIM P07131113240



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN DIII GIZI
TAHUN 2014/2015



Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia Pada Ibu Hamil

A.           Judul Penyuluhan : Anemia Pada Ibu Hamil

B.            Identifikasi Masalah
Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan penyakit, tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan fisiologik yang terjadi adalah perubahan haemodinamik.Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan sel – sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan thrombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor – faktor prokoaguasi dan hemostasis. (Sarwono,2009)
Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb tampak menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah (< 11,5 g/dl). Konsentrasi Hb paling rendah didapatkan pada trimester kedua, yaitu pada usia kehamilan 30 minggu. Pada trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah mempunyai kadar Hb yang tinggi (> 14,5 g/dl) pada pemeriksaan pertama. (Sarwono,2009)
Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk terhadap kehamilan/persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan penanganan yang hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.
Berdasarkan data yang dimiliki posyandu “Sei Besar” di Desa Sei Besar, Banjarbaru, persentase insidensi ibu hamil dengan anemia tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 40% (persentase insidensi ibu hamil dengan anemia tahun 2012 sebanyak 30%, tahun 2011 sebanyak 20%). Data menunjukan bahwa ibu hamil yang mengalami anemia di daerah tersebut rata – rata adalah ibu hamil yang bekerja di luar rumah dan kondisi sosial ekonominya cenderung tinggi.Letak geografis di daerah tersebut juga tergolong dekat dengan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Bidan Praktik Swasta, Posyandu. Setelah dilakukan survey, ternyata penyebab utamanya adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang anemia pada kehamilan dan ibu hamil cenderung tidak memperdulikan pentingnya tablet fe yang diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatan karena  ibu hamil di daerah tersebut menganggap bahwa tablet fe hanya membuat merasa mual jika diminum dan anggapan tersebut telah menjadi budaya pada ibu hamil di daerah tersebut.

C.           Pengantar
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Desember 2014
Waktu                        : 09.00 WIB – 10.00 WIB (60 menit)
Tempat           : Posyandu Sei Besar , Desa Sei Besar, Banjarbaru
Sasaran          : Ibu hamil di Sei Besar , Desa Sei Besar, Banjarbaru

D.           Tujuan 
1.    Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil, di harapkan ibu dapat menambah pengetahuan tentang anemia.
2.    Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1 x 60 menit, diharapkan ibu hamil di Desa Sei Besar dapat mengerti tentang :
a.    Pengertian anemia dan anemia pada ibu hamil
b.    Macam-macam anemia pada ibu hamil dan penyebabnya
c.    Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
d.   Akibat anemia pada ibu hamil
e.    Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamilAkibat anemia pada ibu hamil
f.     Menjelaskan tentang makanan yang mencegah anemia pada ibu hamil

E.            Materi
Terlampir

F.            Metode
1.    Ceramah
2.    Tanya Jawab
3.    Praktek dengan alat (poster makanan yang mengandung zat besi)

G.           Media
1.    Leaflet
2.    Power Point
3.    Laptop
4.    LCD
5.    Alat praktek (poster makanan yang mengandung zat besi)


 H.           Kegiatan Penyuluhan
No
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
1
3 menit
Pembukaan
Menjawab salam, mendengarkan dengan seksama
a. Mengucapkan salam dan terima kasih atas kedatangan para peserta.
b.    Memperkenalkan diri dan Menjelaskan tujuan penyuluhan

c.    menyebutkan materi/ pokok bahasan yang akan disampaikan  .
2
40 menit
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Menyimak dan memperhatikan
a.    Menjelaskan Akibat anemia pada ibu hamil
b.    Menjelaskan pengertian Anemia dan anemia pada ibu hamil
c.    Menjelaskan Macam-macam anemia pada ibu hamil dan penyebabnya
d.    Menyampaikan ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
e.    Menjelaskan Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil.
f.     Menjelaskan cara minum tablet zat besi yang benar
3
18 menit
Penutup
Peserta memperhatikan dan memberikan pertanyaan jika ada yang belum jelas serta menjawab pertanyaan yang diberikan kepada peserta saat evaluasi.
Menjawab salam
a.    Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya jika terdapat hal-hal yang belum jelas.
b.    Menyimpulkan atau merangkum hasil penyuluhan
c.    Mengevaluasi hasil kegiatan dan meminta salah satu dari peserta untuk mengulangi cara meminum tablet zat besi yang benar.
d.   Memberi salam dan meminta maaf bila ada kesalahan


I.             Lampiran Materi

Anemia Pada Ibu Hamil

1.             Pengertian
Anemia adalah jumlah sel darah merah menurun, kadar Hb menurun di bawah normal (normal wanita 12 gr %, pria 14 gr%). Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).

2.             Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
Biasanya ibu hamil dengan anemia mengeluhkan sebagian atau keseluruhan ciri-ciri dibawah ini, dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar Hb dalam darah.Ciri-ciri tersebut antara lain :
a.    Konsentrasi hilang
b.    Lemah, letih, lesu, dan lunglai
c.    Mual dan muntah
d.   Nafas terengah-engah dan nyeri dada
e.    Nafsu makan turun
f.     Pucat pada bibir, konjungtiva, lidah, gusi, kulit.
g.    Pusing/ Sakit kepala
h.    Pandangan mata berkunang- kunang

3.             Macam-macam anemia pada ibu hamil
a.    Anemia defisiensi besi/ karena kekurangan zat besi
Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi dan kehilangan darah akut.Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan berikutnya.
Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi besi (Scholl, 1998). Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi besi.
Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama trimester kedua, maka kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai penurunan tajam konsentrasi hemoglobin. Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan akan besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak besi yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah besi tidak jauh berbeda dari jumlah yang secara normal dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita anemia defisiensi besi ( Arisman, 2007 ).
b.    Anemia karena perdarahan
Sering terjadi pada masa nifas.Solusio plasenta dan plasenta previa dapat menjadi sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah pelahiran.Pada awal kehamilan, anemia akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan mola hidatidosa.Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah yang diganti umumnya tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum apabila hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnya lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan perdarahan serius, dapat berobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama setidaknya 3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah (Sarwono, 2005 ). 
c.    Anemia karena radang/ keganasan
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak jaman dulu dikenal sebagai ciri penyakit kronik.Berbagai penyakit terutama infeksi kronik dan neoplasma menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan eritrosit yan sedikit hipokromik dan mikrositik.Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis, endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah secara bermakna menurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut.Saat ini, gagal ginjal kronik, kanker dan kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan kronik merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.
Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia.Beberapa diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit peradangan usus (inflammatory bowel disease), lupus eritematosus sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis remotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya volume plasma melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan pielonefritis akut berat sering mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit dengan produksi eritropoietin normal (Cavenee dkk,2001). 
d.   Anemia aplastik karena kerusakan sumsum tulang
Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu penyulit yang parah.Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai trombositopenia, leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dkk, 1999).Sekitar sepertiga kasus, anemia dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukemia, dan gangguan imunologis.
Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan mencolok sel induk yang terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai oleh proses imunologis (Young dan Maciejewski, 1999). Pada penyakit yang parah, yang didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25%, angka kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 %.(Suhemi, 2007).
e.    Anemia hemolitik karena usia sel darah merah yang pendek
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :
1)   Faktor intra korpuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia, anemia sel sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal hemoglobinuria
2)   Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan dapat beserta obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya.Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya di berantas dan diberikan obat-obat penambah darah.Namun, pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil.Maka transfusi darah yang berulang dapat membantu penderita ini. 
f.     Anemia megaloblastik karena gangguan pencernaan
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik.Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini.Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumpai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus. 
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar non hamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B12 transkobalamin. Wanita yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B12) intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak diobati).
g.    Anemia karena penyakit keturunan misalnya anemia sel sabit
Penyakit sel sabit (sickle cell disease) adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia hemolitik kronik.Pada penyakit sel sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal, sehingga mengurangi jumlah oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa, ginjal, otak, tulang dan organ lainnya; dan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke organ tersebut. Sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah, menyebabkan anemia berat, penyumbatan aliran darah, kerusakan organ dan mungkin kematian.
Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi berbentuk bulan sabit, seperti huruf C. Sel darah merah normal berbentuk donat tanpa lubang (lingkaran, pipih di bagian tengahnya), sehingga memungkinkan mereka melewati pembuluh darah dengan mudah dan memasok oksigen bagi seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah merah berbentuk bulan sabit untuk melewati pembuluh darah terutama di bagian pembuluh darah yang menyempit, karena sel darah merah ini akan tersangkut dan akan menimbulkan rasa sakit, infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh.

4.             Akibat Anemia Pada Ibu Hamil
Akibat anemia pada ibu hamil antara lain :
a.    Abortus/ keguguran
b.    Bayi lahir prematur
c.    Bayi lahir cacat
d.   Infeksi pada saat dan sesudah persalinan
e.    Kekurangan cadangan besi
f.     Kematian ibu dan janin
g.    Payah jantung
h.    Perdarahan setelah persalinan
i.      Persalinan preterm/sebelum waktunya
j.      Proses persalinan lama
k.    Syok


5.             Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil
Penatalaksanaan dan pencegahan yang umum dilakukan adalah dengan pemberian suplemen zat besi sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut selama masa kehamilan. Pemeriksaan kadar Hb semua ibu hamil dilakukan pada kunjungan ANC pertama dan pada minggu ke-28. Apabila ditemukan ibu hamil dengan anemia berikan tablet Fe 2-3 kali 1 tablet perhari dan disarankan untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan. Pada ibu hamil trimester  3 dengan anemia perlu diberi zat besi dan asam folat secara IM dan disarankan untuk bersalin di rumah sakit.
Pencegahan juga bisa dilakukan secara mandiri dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna) dan memperbanyak konsumsi makanan-makanan yang kaya akan zat besi seperti hati ayam (disarankan hati ayam kampung) ataupun sapi, sayur bayam dan juga buah-buahan (disarankan hati hewan, sayur dan buah organik). Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, zat besi yang sangat diperlukan oleh sel-sel darah merah dapat terpenuhi secara maksimal dan dapat terhindar dari.Periksakan sedini mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia, agar langkah-langkah antisipasi bisa segera dilakukan.

6.             Cara pengolahan makanan yang baik dan benar tidak menghilangkan kadar zat besi
a.    Pastikan bahan makanan dalam keaadan segar
b.    Saat memasak bahan makanan tersebut tidak terlalu lama dalam suhu yang tinggi
c.    Jangan minum tablet Fe bersamaan dengan kopi, teh, alkohol dan susu karena dapat menghambat proses penyerapan.


Rancangan Media
Topik                          : Penyuluhan Anemia Pada Ibu Hamil
Judul                          : Anemia Pada Ibu Hamil
 Sasaran                     : Ibu hamil di Sei Besar , Desa Sei Besar, Banjarbaru
Waktu                                    : 20 Menit

No
Pokok Materi
Kemunginan Visual
Desain
1.
Akibat



a.    Abortus
·      Keluarnya janin yang belum sempurna
·      Ibu hamil kaget mengalami perdarahan banyak
Keluarnya janin yang belum sempurna 

b.    Persalinan preterm/sebelum waktunya
·      Ibu bersalin dengan muka cemas yang di dampingi suami dan bidan dengan caption < 36 mgu Ibu hamil yang merasakan kontraksi
Ibu bersalin dengan muka cemas yang di dampingi suami dan bidan dengan caption < 36 mgu

c.    Proses persalinan lama
·         Ibu bersalin dengan ekspresi kelelahan didampingi oleh suami dan bidan
·         Ibu bersalin sedang diperiksa oleh bidan
Ibu bersalin dengan ekspresi kelelahan didampingi oleh suami dan bidan

d.   Perdarahan setelah persalinan
·         Ibu dengan wajah yang pucat mengeluarkan darah yang banyak
·         Ibu dipangku suami kaget melihat kainnya bersimbah darah
·         Ibu berbaring diatas tempat tidur dengan bayi disampingnya dan kain penuh darah
·         Keran mengeluarkan darah dengan deras
·         Ibu yang mengalami perdarahan dengan caption > 500 cc
Ibu berbaring diatas tempat tidur dengan bayi di sampingnya dengan wajah yang pucat mengeluarkan darah yang banyak.


e.    Syok
·         Ibu mengeluarkan darah yang banyak dengan wajah yang pucat
·         Ibu yang berbaring diatas tempat tidur dengan terpasang infus di tangannya
·         Ibu dengan muka pucat sedang diperiksa oleh bidan dengan ditemani suaminya
Ibu mengeluarkan darah yang banyak dengan wajah yang pucat sedang diperiksa oleh bidan dengan ditemani suaminya dan terpasang infus di tangannya.

f.     Infeksi pada saat dan sesudah persalinan
·         Ibu tiduran dengan dahi dikompres
·         Ibu tiduran dengan termometer di mulutnya
·         Ibu memakai sweater dan shall dengan muka yang pucat
·         Termometer dengan suhu tinggi
Ibu tiduran dengan dahi di kompres dan termometer di mulutnya.

g.    Payah jantung
·      Ibu yang tampak kesakitan sambil memegang dada sebelah kirinya
·      Ibu hamil yang nafasnya terengah- engah
·      Jantung yang kecapean
Ibu hamil yang nafasnya terengah- engah dan tampak Jantungnya kecapean


h.    Bayi lahir prematur
·      Bayi lahir dengan berat badan yang sangat rendah
·      Bayi yang berada di dalam inkubator
·      Bayi yang dipasang selang oksigen
·      Bayi yang kulitnya keriput
Bayi bengan berat badan yang sangat rendah, berkulit keriput berada di dalam inkubator dan dipasang selang oksigen.


i.      Bayi cacat bawaan
·      Bayi yang memiliki kelainan fisik , misalnya bibir sumbing, tidak mempunyai anus, hernia umbilikalis,kelainan jantung, anenchepal, hidrochepalus
·      Bayi dengan kelainan down syndrom
·      Ibu yang sedih melihat keadaan bayinya
Bayi yang memiliki kelainan fisik.

j.       Kematian janin dan ibu
·      Kuburan
·      Ibu yang meninggal diatas pangkuan suaminya
·      Suami isteri menangisi bayinya yang meninggal
Suami istri menangis diatas kuburan anaknya.

k.    Kekurangan cadangan besi
·      Ibu dengan badan yang letih
·      Darah setengah tabung dengan arah panah kebawah disampingnya
·      Ibu yang sedang membayangkan makanan yang bergizi
Ibu dengan badan yang letih sedang membayangkan makanan yang bergizi.


2.
Pengertian



Kadar Hb < 11 gr %
·      Bumil dengan wajah yang pucat
·      Icon darah dengan caption < 11g%
·      Icon darah sedang turun tangga
·      Bumil melihat tabung sahli yang di tunjukkan oleh bidan
·      Tabung Hb Sahli dengan takaran < 11 g%
·      Bumil melihat tabung sahli yang di tunjukkan oleh bidan dengan takaran Hb < 11 g%
3.
Ciri- ciri



a.    Pucat pada bibir, konjungtiva, lidah, gusi, kulit.
·      Ibu hamil dengan bibir yang pucat
·      Konjungtiva yang pucat
·      Lidah yang pucat
·       Gusi yang pucat
·       Kulit yang pucat
Ibu hamil dengan konjungtiva,bibir dan lidah yang pucat.

b.   Lemah, letih, lesu, lunglai
·      Ibu hamil terkulai lemas di atas sofa
·      Ibu hamil yang sedang mengusap keringat
·      Ibu hamil yang sedang memegang kepala
·      Ibu hamil dengan muka yang pucat
·      Ibu hamil yang capek sambil memegang pinggangnya
Ibu yang sedang duduk dengan muka yang lelah
Ibu hamil yang terkulai lemas diatas sofa dengan muka yang tampak lelah sambil memegang kepala

c.    Nafas terengah- engah, nyeri dada
·      Ibu hamil menarik nafas dalam sambil memegang dada
·      Ibu hamil tampak kesakitan sambil memegang dada
·      Dada ibu hamil diikat oleh tambang
Ibu hamil tampak kesakitan sambil memegang dada


d.   Pusing/sakit kepala
·      Ibu hamil memegang kepala
·      Ibu hamil yang sedang duduk dengan muka pucat sambil memegang kepala
·      Ibu hamil tampak kesakitan sambil memegang kepala dengan banyak paku yang seolah- olah menusuk kepalanya
·      Ibu hamil yang teriak kesakitan sambil kedua tangannya diatas kepala
Ibu hamil yang teriak kesakitan sambil kedua tangannya diatas kepala dan seolah- olah banyak paku yang menusuk kepalanya.

e.    Mual dan muntah
·      Ibu hamil yang tampak mual saat melihat makanan
·      Ibu hamil yang sedang muntah- muntah
·      Ibu hamil sambil memegang perutnya sedang muntah
·      Ibu hamil sedang menutup mulutnya menahan mual
Ibu hamil sedang menutup mulutnya menahan mual  sambil memegang perutnya.


f.     Nafsu makan turun
·      Ibu hamil yang tampak malas melihat makanan
·      Ibu hamil menutup mulut saat melihat makanan
·      Ibu hamil yang menolak suapan makanan dari suaminya


Ibu hamil yang menolak suapan makanan dari suaminya sambil menutup mulut dengan tangannya.
4.
Penatalaksanaan dan pencegahan







b.    Periksa kadar Hb
·      Jari ibu hamil yang sedang disedot darahnya oleh pipet Hb Sahli
·      Ibu hamil sedang melihat hasil pemeriksaan kadar darahnya yang di  tunjukkan oleh bidan
·      Bidan sedang menusukkan lanset ke jari ibu hamil
Jari ibu hamil yang sedang disedot darahnya dengan pipet Hb Sahli oleh bidan.

c.       Konsumsi makanan bergizi seimbang dan kaya zat besi
·         Nasi, lauk-pauk, sayuran, buah- buahan, air putih dan air susu
·         Ikan laut, sayuran hijau, hati
·         Ibu hamil sedang makan dengan menu makanan bergizi di depannya
Ibu hamil sedang makan dengan menu makanan bergizi di depannya.
5.
Cara minum zat besi



a.    Setelah makan malam
·         Ibu hamil sedang memasukkan tablet fe kedalam mulutnya sambil memegang gelas di salah satu tangannya dan tampak cahaya bulan dari jendela rumahya.
·         Ibu hamil sedang makan dan sudah tersedia tablet fe di samping piring makannya.
Ibu hamil sedang makan dan sudah tersedia tablet fe di samping piring makannya dan tampak cahaya bulan di jendela rumahnya.

b.   Jus jeruk atau air lemon
·     Segelas jus jeruk
·     Segelas air lemon
·     Ibu hamil sedang minum suplemen zat besi dengan air jeruk
·     Ibu hamil sedang minum suplemen zat besi dengan air lemon
Ibu hamil sedang minum suplemen zat besi dengan air jeruk/air lemon.



c.    Bukan kopi, teh, alkohol dan susu
·     Segelas kopi, teh,susu dan alkohol yang diberi tanda silang
·     Ibu hamil yang sedang minum suplemen zat besi dengan air kopi/ teh/susu/ alkohol dengan diberi tanda silang
·     Segelas air putih , jus jeruk dan air lemon yang diberi tanda cheklist
Ibu hamil yang sedang minum suplemen zat besi dengan air kopi/ teh/susu/ alkohol dengan diberi tanda silang


J.              Evaluasi

Pertanyaan lisan :
1.    Apa yang dimaksud dengan anemia dan anemia pada ibu hamil ?
2.    Apa saja ciri-ciri ibu hamil dengan anemia ?
3.    Sebutkan macam-macam anemia pada ibu hamil dan penyebabnya ?
4.    Apa akibat anemia pada ibu hamil ?
5.    Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil ?
6. Bagaimana cara pengolahan makanan yang baik dan benar agar tidak menghilangkan zat besi ?