MAKALAH MANAJEMEN SISTEM
PENYELENGGARAAN INSTITUSI DASAR
(Fungsi Dapur dalam Penyelenggaraan Makanan & Prinsip Perencanaan Desain
dan Layout Dapur)
Disusun
Oleh Kelompok 4 :
1. Ayu Agus Tina
2. Dahliana
3. M. Caeshar Wahyu E.
4. Qammara Frilia M.
5. Risda Amalia
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN D3 GIZI
TINGKAT II
SEMESTER IV
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah
Subhanahu Wataala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan
makalah tentang Fungsi Dapur dalam Penyelenggaraan
Makanan & Prinsip Perencanaan Desain dan Layout Dapur. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Sistem Penyelenggaraan Institusi Dasar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun,
Banjarbaru, Maret 2015
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………………………………..1
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………………………………….2
1.
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………3
1.1 Penyelenggaraan Makanan Untuk Tenaga Kerja ………………………………………3
2.
ISI ………………………………………………………………………………………………..8
2.1 Fungsi Dapur dalam
Penyelenggaraan Makanan ………………………………………8
2.2 Prinsip Perencanaan Desain dan
Layout Dapur ………………………………………. 9
3.
PENUTUP ………………………………………………………………………………………14
Kesimpulan
………………………………………………………………………………...14
4.
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..15
PENDAHULUAN
Ø Penyelenggaraan Makanan
Untuk Tenaga Kerja
Penyelenggaraan makanan adalah semua proses, mulai dari merencanakan anggaran belanja sampai ke makanan
di konsumsi oleh tenaga kerja. Penyelenggaraan ini bertujuan untuk meningkatkan
keadaan kesehatan dan gizi tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan pula efisiensi
dan produktivitas kerja.
Dalam penyelenggaraan makanan untuk tenaga kerja ini
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Penyelenggaraan
makanan.
2.
Petugas
penyelenggara makanan.
3.
Sistem
pelayanan makanan.
4.
Susunan
menu dan nilai gizi makanan.
5.
Dapur
dan ruang makan
6.
Hygiene
dan sanitasi.
1.
Penyelenggaraan
makanan.
Penyelenggaraan
makanan tenaga kerja dimaksudkan setiap usaha yang menyediakan dan memberikan makanan
kepada tenaga kerja, baik dengan cara membeli maupun cuma-cuma. Penyelenggaraan
makanan tenaga kerja itu ada dua kemungkinan yaitu :
1.
diselenggarakan sendiri
oleh perusahaan dimana tenaga kerja itu bekerja, atau
2.
diselenggarakan oleh
perusahaan lain dengan cara kontrak atau sistem leveransir.
Perlu persyaratan-persyaratan, minimal sebagai berikut :
• Bonafiditas di bidang penyelenggaraan
makanan.
• Memiliki dapur & perlengkapan dapur
sendiri yang memenuhi syarat kesehatan
lingkungan yang baik.
lingkungan yang baik.
• Memiliki tenaga gizi untuk dapat memberikan
pelayanan yang tepat serta pengawasan
yang memadai terhadap nilai gizi makanan, kebersihan dan kesehatan makanan yang
diselenggarakan.
yang memadai terhadap nilai gizi makanan, kebersihan dan kesehatan makanan yang
diselenggarakan.
• Memiliki tenaga pelaksana, yang minimal harus
mengerti hal-hal yng berhubungan dengan
kesehatan, kebersihan, dll, sehingga tidak merupaank sumber penular suatu penyakit via
makanan.
kesehatan, kebersihan, dll, sehingga tidak merupaank sumber penular suatu penyakit via
makanan.
• Bertanggung jawab terhadap tugasnya dan mau
patuh pada segala perjanjian penyelenggaraan
makanan.
makanan.
2.
Petugas
penyelenggara makanan.
Baik
atau tidaknya mutu makanan yang diselenggarakan sangat tergantung dari tenaga
penyelenggaranya. Untuk dapat terjaminnya mutu makanan yang diselenggarakan
maka bagi tenaga penyelenggara diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
1.
Harus
senantiasa bebas dari segala macam penyakit menular. Diperlukan pengujian
kesehatan badan, baik pengujian kesehatan badan awal, berkala maupun khusus yang
meliputi pemeriksaan fisik lengkap, X-ray dada & pemeriksaan laboratorium.
2.
Minimal
mempunyai pengetahuan tentang kebersihan dan kesehatan, dan cara-cara mengelola
bahan makanan.
3.
Tidak
mempunyai kebiasaan buruk, seperti :
• banyak bicara pada waktu menyediakan makanan,
• kalau batuk/bersin di depan makanan,
• suka menggaruk-garuk bagian tubuh tertentu
selama bekerja mengolah makanan,
• tidak bertanggung jawab terhadap tugasnya,
• pemabuk, dsb.
4.
Mempunyai
disiplin kerja yang baik, terutama selama menyelenggarakan makanan, seperti :
memakai alat-alat pelindung, misalnya topi, skort/celemek (pakaian kerja yang
diperlukan), tidak merokok, dsb.
3.
Sistem
pelayanan makanan.
Dilihat
dari cara penyajiannya, maka sistem pelayanan itu dapat dibedakan atas :
1.
Kafetaria dimana tenaga kerja dapat memilih makanan yang disenangi dengan cara
membeli dengan harga murah.
2.
Kantin dimana tenaga kerja mendapat makanan cuma-cuma.
3.
Dibagikan di tempat kerja.
4.
Dibagikan di lapangan tanpa tempat makan khusus.
Pelayanan makanan untuk TK di lapangan atau di
tempat kerja yang terpencar-pencar dapat dilakukan pula dengan menggunakan unit
mobil keliling.
Pelayanan
makanan untuk TK di lapangan dilakukan karena tidak tersedianya ruang makan
& fasilitas-fasilitas lainnya. Maka untuk pelayanan makanan TK di lapangan, agar dapat dilaksanakan
dengan baik, perlu dilakukan tindakan sebagai berikut :
• Pada
waktu makan, semua kegiatan dihentikan.
• Menentukan
t4 (areal) makan yg cukup memenuhi syarat kesehatan, bila mungkin dibuat
tenda/bangunan darurat.
• Paket
makanan harus memenuhi syarat seperti besar porsi, mutu gizi, rasa &
kebersihan.
• Menyediakan
fasilitas cuci tangan yang cukup, sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang akan
makan.
• Menyediakan
fasilitas makan walau dengan sederhana seperti, meja & kursi makan, meja
untuk membagi makanan dsb.
• Bila
paket tersebut berupa bungkusan dari daun, maka pembungkusan & penyiapan makanan
harus sedemikian rupa sehingga tetap memenuhi syarat-syarat pada waktu
dikonsumsi .
• Syarat-syarat
lain, sesuai dengan anjuran pengawas kesker.
4.
Susunan
menu dan nilai gizi makanan.
Untuk
mendapatkan menu yang baik, dapat diterima oleh TK yang akan dilayani, maka
dalam menyusun menu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Makanan harus bervariasi setiap harinya sehingga
tidak membosankan. Sebaiknya menu disusun untuk 10 hari dengan variasi yang
menarik.
• Zat-zat makanan yang diperlukan harus
senantiasa terkandung dengan lengkap & berimbang dalam menu yang disusun.
• Makanan harus menarik, mempunyai rasa yang
baik & sesuai.
• Makanan yang disediakan harus terdiri dari
bahan-bahan makanan yang biasa dimakan & bukan merupakan yang dipantangkan,
baik karena adat kebiasaan maupun karena larangan agama.
• Dapat mencukupi kebutuhan kalori dengan porsi
yang dapat dihabiskan.
• Makanan yang diselenggarakan di tempat kerja
harus memenuhi syarat gizi, yaitu cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral. Untuk menjamin tercukupinya kebutuhan zat-zat gizi tsb diatas maka
makanan harus mempunyai nilai gizi yang berimbang.
Nilai
gizi makanan yang berimbang dapat diperoleh dengan susunan menu yang berpedoman
kepada 4 sehat yaitu terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran &
buah-buahan. Khusus untuk keadaan & tempa-tempat kerja tertentu
(tambang-tambang, kerja malam, dsb) & yang bekerja dengan bahan-bahan yang
berbahaya sebaiknya diberikan tambahan susu atau telur.
– Catatan : Susu tidak bersifat anti racun
terhadap bahan-bahan kimia yang berbahaya, tetapi hanya dapat mempertinggi daya
tahan tubuh.
Susu
adalah salah satu bahan makanan yang sangat baik karena disamping mengandung
hampir semua zat-zat gizi yang diperlukan tubuh, juga dapat dengan mudah
diserap oleh alat pencernaan dalam tubuh.
5.
Dapur
dan ruang makan
Untuk
dapat berjalannya fungsi dapur dengan baik, maka perlu diperhatikan beberapa
hal antara lain :
·
Letak
dapur.
Yaitu
tidak jauh dari ruang makan, tidak berhubungan langsung dengan tempat kerja yang
lain, mudah untuk dibersihkan, mudah untuk menerima & membagi bahan makanan
& makanan jadi.
·
Fasilitas
dapur dan ruang makan.
Dapur
& ruang makan harus mempunyai fasilitas peralatan dan saniter yang cukup
seperti tempat cuci, tempat cuci tangan, tempat menyimpan makanan &
alat-alat, tempat sampah dsb.
·
Keadaan/kondisi
dapur & ruang makan harus :
a.
Mudah dibersihkan.
b.
Mempunyai penerangan yang
cukup.
c.
Mempunyai ventilasi yang
memadai.
d.
Tidak menyebarkan panas,
bau, uap yang merangsang ke tempat-tempat lain.
e.
Lantai-lantainya tidak
licin & terbuat dari bahan-bahan yang mudah dibersihkan.
f.
Mempunyai ruangan yang
cukup luas sehingga memudahkan untuk bergerak bagi orang yang bekerja &
menggunakannya.
g.
Untuk ruang makan, sesuai dengan
standar kebutuhan ruangan.
h.
Harus bebas serangga &
binatang mengerat.
6.
Hygiene
dan sanitasi.
Cara-cara
penyelenggaraan dan pelayanan makanan harus memenuhi syarat-syarat hygiene dan
sanitasi, untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap makanan, karena makanan
yang tercemar itu sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen. Pencemaran itu
dapat terjadi pada waktu pembelian, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan,
pembagian dan konsumsi. Oleh karena itu dalam tahap-tahap ini perlu
diperhatikan faktor hygiene & sanitasi, yaitu antara lain pada :
1.
Pengolahan.
– Pemilihan bahan mentah yang baik & segar.
– Pemisahan dalam mengerjakan bahan baku dengan
bahan yang sudah dimasak.
– Makanan yang sudah dimasak, hindari sentuhan
langsung dengan tangan.
– Alat-alat yang digunakan dalam pengolahan
harus dijamin kebersihannya.
2.
Transportasi.
– Dalam keadaan tertutup atau bebas dari
kontaminasi serangga & benda-benda yang kotor.
– Menggunakan alat-pengangkut yang baik &
bersih.
3.
Pembagian/distribusi.
– Alat-alat yang digunakan harus bersih &
baik.
– Cara membagikan harus sedemikian rupa
sehingga terhindar dari kontaminasi dari serangga & barang/alat-alat yang
kotor.
4.
Konsumsi.
Sebelum makan, tenaga kerja harus dibiasakan :
1. Cuci tangan sampai siku dengan air dan sabun.
2. Cuci muka dan berkumur-kumur.
3. Pakaian harus bebas dari debu/kotoran-kotoran
lain yang berbahaya.
ISI
2.1 Fungsi Dapur dalam Penyelenggaraan
Makanan
Dapur adalah tempat untuk memproduksi/mengolah makanan dan minuman
dari bahan yang belum jadi, dipersiapkan sesuai dengan metode yang ditetapkan
untuk dapat disajikan, dimana dapur dilengkapi dengan peralatan yang mendukung
proses pengolahan makanan dan minuman.
Dalam sebuah dapur harus ada ventilasi udara yang baik,
karena dapur terbentuk uap, panas dan
berbagai bau-bauan, oleh karena itu pada dapur dilengkapi dengan kipas
penghisap asap agar udara dapat tetap baik dan segar. Demikian pula dengan
penerangan atau pemilihan warna supaya tidak menimbulkan kesan yang sempit dan
gelap, permukaan dinding dan lantai dipilih yang kuat, tahan panas dan mudah
dibersihkan.
Kebutuhan akan peralatan dan perlengkapan dapur harus sesuai dengan
arus kerja, unit kerja, menu serta pelayanan. Untuk setiap ruangan sesuai dengan
fungsinya memerlukan peralatan khusus, yaitu:
a.
Ruangan penerimaan bahan makanan memerlukan peralatan berupa timbangan, rak
bahan makanan dan peralatan kecil seperti pisau, pembuka botol, pembuka kaleng
dan sebagainya.
b.
Ruang yang menyimpan bahan makanan kering memerlukan almari kayu untuk
menyimpan bahan makanan kering, timbangan, tempat dari bahan plastik dan almari
pendingin.
c.
Ruang memasak memerlukan oven, penggoreng, meja, kursi, meja kerja dan alat
memasak seperti panci dan sebagainya.
d.
Ruangan pencuci dan penyimpanan peralatan harus dilengkapi dengan bak pencuci
atau mesin cuci piring, rak penyimpan gelas, sendok dan lain-lain (Dirjen
kesehatan direktorat RS, 1981).
Ø Keadaan Fisik Dapur
1. Dapur terletak sedemikian rupa sehingga keributan dan kegaduhan tidak menganggu ruangan lain.
2. Dapur mudah dicapai kendaraan dari luar, sehingga memudahkan pengiriman bahan makanan. Dapur mempunyai jalan tersendiri dari luar untuk lalu lintas bahan makanan.
3. Dapur mendapatkan udara dan sinar matahari yang cukup.
1. Dapur terletak sedemikian rupa sehingga keributan dan kegaduhan tidak menganggu ruangan lain.
2. Dapur mudah dicapai kendaraan dari luar, sehingga memudahkan pengiriman bahan makanan. Dapur mempunyai jalan tersendiri dari luar untuk lalu lintas bahan makanan.
3. Dapur mendapatkan udara dan sinar matahari yang cukup.
2.2
Prinsip Perencanaan Desain dan Layout Dapur
Seperti
yang dikatakan oleh Gregoire didalam salah satu bukunya ( 2010;85 ), perencanaan
dapur dan mengatur area kerja untuk meminimalkan biaya operasional dan
memaksimalkan produktivitas merupakan kegiatan penting bagi seorang manajer foodservice.
Perencanaan untuk dapur baru dapat mengambil waktu beberapa bulan atau tahun
untuk menyelesaikannya, sebagian besar rumah sakit dan sekolah foodservice yang
terlibat dalam proses untuk merencanakan dapur baru, member kesimpulan bahwa
proses perencanaan membutuhkan waktu lebih dari 7 bulan untuk menyelesaikan(
Nettles, Gregoire, & Canter,1997; Nettles & Gregoire,2000 ).
Perencanaan
dapur melibatkan baik desain dan komponen tata letak dan pertimbangan
prinsip-prinsip alur jalan. Desain berfokus pada perencanaan ruang secara
keseluruhan dan meliputi ukuran, bentuk, gaya, dan dekorasi ruang. Layout mengacu
pada pengaturan detail dari peralatan, ruang lantai, dan ruang kontra.
Menurut
Gregoire ( 2010;86 ) Flow adalah pergerakan produk atau orang dalam sebuah
operasional. Hal ini harus menjadi topik penting dalam proses perencanaan. Dua
jenis aliran (Flow) yang umumnya dibahas yaitu, produk dan traffic. Product Flow
adalah pergerakan makanan yang dimulai dari receiving dan kemudian diproduksi
untuk pelanggan dan berlanjut ke tempat pencucian sampai tempat pembuangan sampah.
Traffic Flow adalah pergerakan karyawan selama operasional untuk mereka
menyelesaikan pekerjaan mereka. Salah satu tujuan dalam merencanakan dapur baru
dan ruang untuk melayani adalah untuk memiliki satu rute
perputaran dimulai dari
receiving sampai dengan pencucian. Dengan memiliki sebuah rute perputaran dapat
mengurangi penurunan kinerja dan gerakan crossover antara tamu dengan makanan
yang dibawa. Almanza, Kotschevar, and Terrel (2000) merekomendasikan aturan
penanganan bahan-bahan dalam hubungannya dengan perputaran (Flow) :
• Simpan pada tempat
penyimpanan
Letakan tempat penyimpanan
kering, lemari pendingin dan chiller dekat dengan area kerja yang akan
digunakan untuk mengolah produk.
• Memberikan pergerakan
yang efisien.
Menyimpan barang berdasarkan
fungsinya dengan menaruh barang yang sering dipakai di daerah yang mudah
dijangkau. Simpanlah barang yang berat di posisi bawah dan barang yang ringan
di posisi atas.
• Memakai ruang secara
efisien dengan menyediakan ukuran detail.
Merencanakan kedalaman dan
jarak antar tempat sesuai dengan produk yang akan diletakan.
• Meminimalisir penanganan
dan penyimpanan.
Lokasikan tempat
penyimpanan dekat dengan area receiving. Gunakan gerobak atau alat pemindah
lainnya untuk memindahkan barang dari receiving ke tempat penyimpanan.
• Systemize
Atur dengan rapi untuk
tempat penyimpanan. Pengelompokan posisi barang tidak jauh dari yang lainnya.
• Lakukan praktek
penanganan yang praktis
Gunakan alat angkat dan
perangkat mekanik lainnya untuk mengangkat dan memindahkan produk. Jaga
kebersihan lorong dan tidak ada produk disepanjang jalan tersebut. Membentuk
arus lalu lintas (Traffic Flow) yang tetap atau permanen.
• Komunikasi
Gunakan sinyal lampu,
cermin, tombol alarm, dan transmisi elektronik pesan untuk memfasilitasi
komunikasi gerakan produk.
Dalam
merencanakan ataupun memperbaharui operasional foodservice umumnya membutuhkan
sebuah tim yang berjumlah lima sampai dengan sepuluh orang yang tergabung dari
department foodservice, konsultan foodservice dan juga arsitek. Masing – masing
akan memberikan perspektif proses perencanaan yang penting dari sudut pandang
mereka. Tim perencana yang dibuat ini mempunyai tanggung jawab untuk
mengartikulasikan visi untuk ruang baru, menetapkan tujuan untuk proses 17 perencanaan,
dan menggambarkan harapan untuk arah yang diinginkan, operasional, dan
pelayanan (service). ( Gregoire 2010;86 ) proses perencanaan sering dimulai
dengan maengumpulkan masukan dari berbagai tentang kebutuhan potensial dan
penggunaan ruang yang dapat dipengaruhi oleh dapur baru. Teknik umum lainnya
yang sering digunakan dalam pengumpulan masukan untuk desain dapur adalah
dengan pengembangan Bubble Diagram. Bubble Diagram menjelaskan tentang ruang
dalam perencanaan dapur dan juga hubungan ruang tersebut satu sama lain. (
Gregoire 2010:86 )
Tempat penyimpanan kering
dan lemari pendingin / freezer dari makan University dining center ini
direncanakan akan berdekatan dengan receiving dan ke daerah persiapan cold and
hot foods. Masalah ini dipertimbangkan pada tahap perencanaan yang meliputi
berikut :
-
Dry Storage
-
Refrigerator
-
Freezer Storage
-
Receiving
-
Offices
-
Cold Food Production
-
Cafetaria Service Area
-
Hot Food Production
-
Ware Washing18
Ø Tata letak, tata alur, macam dan
syarat dapur
Dapur adalah tempat yang menentukan
maju mundurnya institusi perusahaan, maka harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Syarat tersebut antara lain adalah dapur harus dalam keadaan bersih,
mempunyai cukup ventilasi, mempunyai cukup persediaan air bersih, mempunyai
saluran pembuangan air kotor, mempunyai bak pencuci tangan, mempunyai tempat
sampah, alat dapur dalam keadaan bersih.
a. Tata letak, alur, macam dan syarat dapur
Tata letak peralatan dapur yang baik
pada dasarnya harus memenuhi 2 tuntutan yaitu:
1) Memungkinkan dilakukan pekerjaan pengolahan makanan secara
runtut dan efisien.
2) Terhindar kontaminasi silang produk makanan dari bahan
mentah, peralatan kotor, dan limbah pengolahan.
b. Perlengkapan penanganan sampah dan limbah
1) Tujuan Pembuangan Sampah
Tujuan pembuangan sampah adalah
untuk mengumpulkan sampah di setiap unit kerja, misalnya ruang penerimaan,
persiapan dan lain-lain, dengan menggunakan alat berupa tong atau drum yang
dilapisi plastik setiap kali pekerjaan selesai, plastik harus diangkat. Harus dipisahkan
antara sampah basah dan kering yang dapat atau tidak dapat di daur ulang.
2) Mesin Sampah Mekanik
Tujuannya adalah untuk melakukan
tindakan tertentu terhadap sampah, yaitu menghancurkan, memadatkan dan membakar
sampah. Alat yang digunakan adalah Incinerator
yaitu alat pembakar sampah, rubbish
compactor adalah alat untuk memadatkan sampah, bottle crusher yaitu alat penghancur botol dan kaleng.
3) Ruangan Pembuangan Sampah
Tujuannya
adalah untuk menyimpan sampah harian dari seluruh unit kerja, menunggu waktu
atau jadwal pembuangan sampah, kadang-kadang dilengkapi dengan refrigator untuk
menghindari pembusukan sampah sebelum dibuang.
4) Prinsip dalam Penambahan Sampah
Tempat sampah yang harus segera
dijauhkan dari area produksi. Tempat pembuangan sampah (container) harus tahan terhadap bahan buangan, dan mudah
dibersihkan, terlindung dari binatang pengerat, mudah ditutupi, kedap air,
sampah sebaiknya jangan tersimpan dimana-mana, akan tetapi pada container yang
telah ditetapkan.
5) Air Limbah
Air limbah berasal dari tempat cuci,
dapur dan kamar mandi, air limbah dari jasa boga umumnya banyak mengandung
lemak, oleh karena itu tidak boleh dibuang ke dalam saluran langsung.
6) Asap Dapur
Asap dapur harus segera dikeluarkan
di dapur, sebelum dibuang asap dapur disaring dengan saringan lemak (grase filter).
c. Peralatan dapur
Faktor perlengkapan dan peralatan
memegang peranan penting selain letaknya, bentuk serta konstruksi alat-alat
juga berpengaruh terhadap timbulnya kecelakaan di tempat kerja. Oleh karena itu
tempat untuk penyelenggaraan makanan hendaknya ruang dapur cukup luas untuk
peralatan dan manusia serta lalu lintas bahan makanan. Manusia ataupun alat
perlengkapan kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan yang praktis, serta
tersedianya ruang istirahat pegawai merupakan faktor lain yang perlu
dipertimbangkan di dalam ruang dapur selain penerangan dan ventilasi harus
cukup (Mukrie, 1996).
d. Perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja
Suatu varietas yang besar bagi peralatan perlindungan bagi
pekerja yang dibutuhkan pekerja pada pekerjaannya. Perlindungan dengan plastik
tangan atau menset sangat diperlukan dimana sering terjadi masalah terhadap
benda-benda yang butuh tingkat stirilisasi tinggi. Penutup rambut seperti topi
koki dapat digunakan untuk mencegah masuknya kotoran-kotoran yang mungkin
berasal dari rambut, maupun mencegah aroma yang tajam melekat di rambut
(Mukrie, 1996).
PENUTUP
Kesimpulan
Dapur adalah tempat untuk memproduksi/mengolah makanan dan minuman
dari bahan yang belum jadi, dipersiapkan sesuai dengan metode yang ditetapkan
untuk dapat disajikan, dimana dapur dilengkapi dengan peralatan yang mendukung
proses pengolahan makanan dan minuman. Kebutuhan
akan peralatan dan perlengkapan dapur harus sesuai dengan arus kerja, unit kerja,
menu serta pelayanan. Setiap ruangan pada dapur memiliki fungsinya
masing-masing. Sedangkan untuk perencanaan dapur melibatkan baik desain dan
komponen tata letak dan pertimbangan prinsip-prinsip alur jalan. Desain
berfokus pada perencanaan ruang secara keseluruhan dan meliputi ukuran, bentuk,
gaya, dan dekorasi ruang. Layout mengacu pada pengaturan detail dari peralatan,
ruang lantai, dan ruang kontra
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar.2004. Jurnal Usaha
Pengelolaan Dapur Dalam Meningkatkan Kualitas Makanan Pada Hotel.Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
Mukrie, A. N. 1996. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan
Institusi. Depkes RI Jakarta
Mukrie, A. N.1996. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan
Institusi. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI
Rathi.2012.Penyelenggaraan Makanan
Untuk Tenaga Kerja.Diakses dari http://esgezetpunyablog. blogspot.com/2012/03/penyelenggaraan-makanan-di-tempat
kerja.html. Tanggal 6
Februari 2015 Pukul 11.30 WITA