Jumat, 29 Januari 2016

Jagalah Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Agar Bayi Lahir Sehat



Kehamilan merupakan kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh didalam tubuhnya (yang pada umumnya didalam rahim). Kehamilan normal berkisar antara 38-40 minggu atau 266 hari atau 9,5 bulan atau 38 minggu pasca ovulasi atau 40 minggu dari akhir pertama haid. Ovulasi merupakan proses pelepasan telur yang telah matang  dari dalam rahim untuk kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi. Proses ini biasanya terjadi 16 hari setelah hari pertama siklus menstruasi atau 14 hari sebelum masa haid berikutnya.

Tanda-tanda kehamilan :
1.      Tidak menstruasi atau tidak mengalami masa haid seperti biasanya
2.      Tanda lainnya : tidak selalu dirasakan/terjadi pada setiap wanita :
a)      Peningkatan frekuensi buang air kecil
b)      Payudara membesar dan menjadi lebih sensitif
c)      Rasa mudah lelah dan mengantuk
d)      Lebih sensitif terhadap bau
3.      Tes kehamilan (lebih akurat)
4.      Detak jantung janin
5.      Gerakan janin
6.      Ultrasonografi (USG) : dapat melihat janin yang berusia 5-6 minggu serta mampu mendeteksi gerakan dan detak jantung saat masih berusia 7-8 minggu.

Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan
Berat badan sebelum konsepsi dan pertambahan berat badan selama hamil merupakan indikator memperkirakan laju pertumbuhan janin. American College of Obstetrics and Gynaecology menganjurkan pertambahan berat badan selama hamil adalah sebesar 10 - 12,3 kg. Jadi bagi para bumil yang sedang menjalani masa kehamilan, jangan takut menjadi gemuk karena bertambahnya berat badan pada saat kehamilan sangat dianjurkan untuk mengetahui seberapa besar perkembangan dan pertumbuhan si calon bayi.

Namun, jika kenaikan berat badan yang melebihi kisaran normal akan sangat beresiko terjadinya komplikasi didalam kandungan, misalnya keracunan atau pre-eklampsia. Selain itu, berat anak yang dikandung akan terlalu besar sehingga mempersulit proses kelahiran. Pre-eklampsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklampsia umumnya muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun pada beberapa kasus ada yang ditemukan pada awal masa kehamilan. Demikian juga sebaliknya, jika kenaikan berat badan bumil kurang dari yang dianjurkan akan menyebabkan berat badan janin juga kurang atau yang biasa disebut dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Dampak negatif lainnya adalah dapat mempertinggi terjadinya kelahiran prematur bahkan dapat menimbulkan keguguran, terjadi gangguan kesehatan rahim, dan lain sebagainya.

Selain kenaikan berat badan, ada hal penting lainnya yang harus diperhatikan pada saat kehamilan, yaitu kecukupan gizi. Zat gizi didalam makanan merupakan sumber satu-satunya sumber janin tumbuh didalam kandungan. Sebab zat gizi pada makanan sangat diperlukan untuk membantu pertumbuhan sel, proses pematangan fungsi organ, pertumbuhan sistem saraf, dan persediaan energi untuk si janin tersebut. Dengan kata lain, semakin terpenuhi kecukupan zat-zat gizinya maka tumbuh-kembang janin akan semakin baik.

Jadi, bagi para bumil yang menginginkan calon bayinya tetap sehat, maka dianjurkan untuk mengecek setiap perkembangan berat badan si bumil itu sendiri. Pastikan pertambahan berat badan bumil sudah sesuai dengan yang dianjurkan, agar bumil dan sang buah hati tidak beresiko terhadap komplikasi penyakit lain dan bayi dapat lahir dengan sehat dengan berat badan normal.